LIPUTANONE.CO.ID - Tepat pada tanggal 8 Mei kembali diperingati sebagai Hari Palang Merah Internasional. Peringatan terhadap hari ini awalnya dimulai tahun 1948.
Peringatan terhadap hari Palang Merah Internasional awalnya bertujuan karena Palang Merah punya peran penting dalam upaya kemanusiaan di seluruh dunia.
Pimpinan Umum Media Siber Nusantara ID (MSN) Bung Joe Sidjabat, akan sedikit memberikan penjelasannya mengapa setiap tanggal diperingati sebagai Hari PMI Internasional.
Mengapa Peringatan Hari Palang Merah Menjadi Hal yang sangat Penting??.
Tanggal 8 Mei menjadi hari yang penting karena Palang Merah punya peran yang besar, tidak hanya dalam kegiatan donor darah, tapi juga juga dalam pelatihan pertolongan pertama, bantuan dan penanggulanganBung Joe: 'Hari Palang Merah Bertepatan Tanggal 8 Mei, Mengapa Hari Ini Penting Untuk Diperingati?'
MEDAN // Media Liputan One Tepat pada tanggal 8 Mei kembali diperingati sebagai Hari Palang Merah Internasional. Peringatan terhadap hari ini awalnya dimulai tahun 1948.
Peringatan terhadap hari Palang Merah Internasional awalnya bertujuan karena Palang Merah punya peran penting dalam upaya kemanusiaan di seluruh dunia.
Pimpinan Umum Media Siber Nusantara ID (MSN) Bung Joe Sidjabat, akan sedikit memberikan penjelasannya mengapa setiap tanggal diperingati sebagai Hari PMI Internasional.
Mengapa Peringatan Hari Palang Merah Menjadi Hal yang sangat Penting??.
Tanggal 8 Mei menjadi hari yang penting karena Palang Merah punya peran yang besar, tidak hanya dalam kegiatan donor darah, tapi juga juga dalam pelatihan pertolongan pertama, bantuan dan penanggulangan bencana, dan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Palang Merah bukan hanya sekedar organisasi kemanusiaan. Tapi juga simbol harapan, kepedulian, dan respons cepat terhadap penderitaan manusia, baik akibat bencana alam, konflik bersenjata, wabah penyakit, maupun krisis sosial lainnya.
Peringatan Hari Palang Merah juga jadi momen penting bagi relawan dunia dalam menegaskan komitmen terhadap nilai dan prinsip kemanusiaan.
Selain itu, perayaan ini juga menjadi refleksi gerakan global dalam menjalankan tugas di tengah krisis dan bencana.
'Lantas demikian, bagaimana sih dengan munculnya Palang Merah di Indonesia?'.
Adapun di Indonesia, Palang Merah Indonesia baru dibentuk tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan.
Namun perhimpunan Palang Merah Indonesia baru berhasil dibentuk pada 17 September 1945.
Adapun Palang Merah Indonesia secara nasional keberadaannya baru dilakukan melalui Keputusan Presiden No.25 tahun 1959 dan Keputusan Presiden No. 246 tahun 1963.
Menurut Bung Joe, PMI bukan sekadar organisasi sosial biasa, melainkan institusi kemanusiaan yang secara hukum diperkuat melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan.
Dalam Undang-undang tersebut ditegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia, termasuk pemerintah pusat, provinsi, hingga kecamatan, memiliki kewajiban mendukung tugas-tugas PMI di wilayahnya masing-masing.
“PMI hadir di garda terdepan saat bencana melanda, saat stok darah kritis, atau saat masyarakat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Tapi seringkali, dukungan yang datang masih belum sebanding dengan urgensinya,” ujar Bung Joe di sela-sela giat liputannya yang diketahui saat berada di Mako Polda Sumatera Utara - MEDAN.
Ia kembali menambahkan, dalam momentum Hari Palang Merah Internasional menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap peran strategis PMI. Dukungan konkret, baik dalam bentuk kebijakan, anggaran, maupun kolaborasi program sangat diperlukan agar PMI bisa terus eksis dan tangguh dalam menjalankan misinya.
Lalu Bung Joe Sidjabat pun mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pemerintah daerah, untuk tidak hanya melihat PMI saat krisis, tapi juga mendukungnya secara berkelanjutan.
"Karena kemanusiaan bukan tugas satu pihak saja, tapi adalah sebagai tanggung jawab bersama," ungkapnya secara tegas kepada tim awak media yang bertugas.
(Red/Tim) bencana, dan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Palang Merah bukan hanya sekedar organisasi kemanusiaan. Tapi juga simbol harapan, kepedulian, dan respons cepat terhadap penderitaan manusia, baik akibat bencana alam, konflik bersenjata, wabah penyakit, maupun krisis sosial lainnya.
Peringatan Hari Palang Merah juga jadi momen penting bagi relawan dunia dalam menegaskan komitmen terhadap nilai dan prinsip kemanusiaan.
Selain itu, perayaan ini juga menjadi refleksi gerakan global dalam menjalankan tugas di tengah krisis dan bencana.
'Lantas demikian, bagaimana sih dengan munculnya Palang Merah di Indonesia?'.
Adapun di Indonesia, Palang Merah Indonesia baru dibentuk tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan.
Namun perhimpunan Palang Merah Indonesia baru berhasil dibentuk pada 17 September 1945.
Adapun Palang Merah Indonesia secara nasional keberadaannya baru dilakukan melalui Keputusan Presiden No.25 tahun 1959 dan Keputusan Presiden No. 246 tahun 1963.
Menurut Bung Joe, PMI bukan sekadar organisasi sosial biasa, melainkan institusi kemanusiaan yang secara hukum diperkuat melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2018 tentang Kepalangmerahan.
Dalam Undang-undang tersebut ditegaskan bahwa setiap warga negara Indonesia, termasuk pemerintah pusat, provinsi, hingga kecamatan, memiliki kewajiban mendukung tugas-tugas PMI di wilayahnya masing-masing.
“PMI hadir di garda terdepan saat bencana melanda, saat stok darah kritis, atau saat masyarakat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Tapi seringkali, dukungan yang datang masih belum sebanding dengan urgensinya,” ujar Bung Joe di sela-sela giat liputannya yang diketahui saat berada di Mako Polda Sumatera Utara - MEDAN.
Ia kembali menambahkan, dalam momentum Hari Palang Merah Internasional menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap peran strategis PMI. Dukungan konkret, baik dalam bentuk kebijakan, anggaran, maupun kolaborasi program sangat diperlukan agar PMI bisa terus eksis dan tangguh dalam menjalankan misinya.
Lalu Bung Joe Sidjabat pun mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pemerintah daerah, untuk tidak hanya melihat PMI saat krisis, tapi juga mendukungnya secara berkelanjutan.
"Karena kemanusiaan bukan tugas satu pihak saja, tapi adalah sebagai tanggung jawab bersama," ungkapnya secara tegas kepada tim awak media yang bertugas.
(Reporter Tono)
0 Komentar