ACEH BARAT– LIPUTANONE | Sejumlah masyarakat di Kecamatan Woyla Induk, Kabupaten Aceh Barat, menyuarakan kekecewaannya terhadap buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas kecamatan setempat.
Kekecewaan itu bukan hanya dirasakan oleh warga biasa, namun juga dialami langsung oleh Kepala Desa (Keuchik) Gampong Lung Buloh.
Insiden tersebut bermula ketika Aima Safrina (20), putri dari Mawardi yang juga menjabat sebagai Keuchik Gampong Lung Buloh, mengalami sakit dan dirawat di Puskesmas Woyla Induk.
Setelah dua hari menjalani perawatan, kondisi Aima justru memburuk. Pada Senin malam, sekitar pukul 21.30 WIB, Aima mengalami sesak napas berat hingga harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dien, Meulaboh.
Yang menjadi sorotan dan menimbulkan kegeraman masyarakat adalah proses rujukan yang dinilai sangat tidak manusiawi.
Aima dirujuk ke rumah sakit tanpa didampingi seorang pun tenaga medis. Di dalam ambulans yang membawa pasien, hanya terdapat sopir, tanpa kehadiran perawat ataupun petugas kesehatan dari Puskesmas Woyla Induk.
Parahnya, dalam perjalanan menuju Meulaboh, tepatnya di kawasan Ateung Teupat, pasien dilaporkan mengalami muntah berat.
Tidak adanya tenaga medis dalam ambulans membuat situasi menjadi semakin darurat, sementara sang sopir tidak dapat memberikan pertolongan medis karena bukan tenaga kesehatan.
Dalam situasi darurat itu tiba-tiba ada seorang pengemudi mengendarai mobil jenis Avanza yang kebetulan lewat sempat berhenti membantu pasien yang sedang sekarat.
Selanjutnya, setelah orang tak dikenal turut membantu pasien, barulah beberapa saat kemudian sopir kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit Meulaboh.
Ambulans akhirnya tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Cut Nyak Dien sekitar pukul 23.30 WIB. Setibanya di sana, perawat yang bertugas di ruang UGD malam itu dikabarkan murka setelah mengetahui bahwa pasien dirujuk tanpa pendamping medis.
Petugas di UGD menganggap tindakan Puskesmas Woyla Induk sangat tidak profesional dan membahayakan keselamatan pasien.
Sementara Keuchik Lung Buloh, Mawardi, yang sudah berangkat lebih awal ke Meulaboh dan menanti ruang UGD, sangat menyayangkan pelayanan dari pihak Puskesmas Woyla induk tersebut tersebut.
Ia menilai, sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama di wilayah Woyla Induk, seharusnya Puskesmas memiliki SOP rujukan yang jelas dan memastikan keselamatan pasien selama proses evakuasi.
"Ini bukan hanya tentang anak saya, tapi tentang nyawa masyarakat. Kalau pasien dirujuk dalam kondisi kritis tanpa didampingi perawat, siapa yang bertanggung jawab jika sesuatu terjadi di jalan?” ujar Mawardi geram.
Ia juga mendesak pemerintah Aceh Barat dan dinas terkait untuk mengevaluasi Kinerja Puskesmas di wilayah induk agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Kasus ini telah memicu kemarahan masyarakat setempat yang mendesak Dinas Kesehatan Aceh Barat untuk segera turun tangan melakukan evaluasi terhadap kinerja Puskesmas Woyla Induk.
Mereka menuntut agar pihak berwenang memberikan sanksi kepada petugas yang lalai serta memastikan pelayanan kesehatan di wilayah pedalaman berjalan dengan baik dan manusiawi.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Puskesmas Woyla Induk maupun Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat terkait insiden tersebut.
(Dedy Surya)
0 Komentar