LIPUTANONE.CO.ID - Sektor jasa keuangan di Sumatera Barat menunjukkan kinerja positif pada Maret 2025. Di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian global dan domestik, sektor ini tetap stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I-2025 yang mencapai 4,66 persen secara tahunan (yoy).
Perbankan Tumbuh Moderat
Total aset perbankan di Sumbar tercatat sebesar Rp83,59 triliun, tumbuh 3,85 persen (yoy). Penyaluran kredit mencapai Rp73,31 triliun (naik 3,90 persen yoy), sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp57,60 triliun (tumbuh 5,21 persen yoy). Rasio kredit bermasalah (NPL) tercatat 2,51 persen, sedikit meningkat dibandingkan Maret 2024 yang sebesar 2,48 persen.
Kredit kepada UMKM mencapai Rp31,53 triliun, atau 43,01 persen dari total kredit, tumbuh tipis 0,01 persen secara tahunan.
Sektor perbankan syariah juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Total aset mencapai Rp13,10 triliun (naik 25,74 persen yoy), dengan DPK sebesar Rp10,93 triliun (naik 12,37 persen yoy) dan pembiayaan Rp11,09 triliun (naik 25,41 persen yoy). Rasio pembiayaan bermasalah (NPF) turun menjadi 1,49 persen dari sebelumnya 1,64 persen.
Bank Perekonomian Rakyat (BPR) turut mencatatkan pertumbuhan. Total aset BPR konvensional dan syariah sebesar Rp2,74 triliun (naik 9,17 persen yoy), dengan DPK sebesar Rp1,97 triliun (naik 5,61 persen yoy), dan penyaluran kredit/pembiayaan sebesar Rp2,22 triliun (naik 10,73 persen yoy). Sebagian besar, yakni 71,92 persen dari total pembiayaan, disalurkan kepada UMKM.
Pasar Modal Terus Diminati
Minat masyarakat terhadap pasar modal juga meningkat. Hingga Maret 2025, jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 200.741 investor, naik 12,71 persen (yoy). Rinciannya, SID saham sebanyak 97.193 (naik 21,01 persen), SID reksa dana 189.799 (naik 12,65 persen), SID Surat Berharga Negara (SBN) 8.379 (naik 13,18 persen), dan SID Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 3 investor.
IKNB dan Perlindungan Konsumen
Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), khususnya perusahaan pembiayaan, mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp5,61 triliun, tumbuh 4,58 persen secara tahunan. Risiko pembiayaan tercermin dari NPF sebesar 2,83 persen, menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
Di bidang edukasi dan perlindungan konsumen, OJK Sumbar telah melaksanakan 25 kegiatan edukasi tatap muka dan 12 kegiatan melalui media sosial dan cetak, menyasar masyarakat umum, pelajar, dan UMKM.
Sementara itu, melalui Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK), tercatat 889 layanan dari masyarakat Sumbar. Layanan ini terdiri dari 149 pengaduan, 102 permintaan informasi, dan 638 pertanyaan. Selain itu, sebanyak 602 layanan lainnya terkait entitas di luar pengawasan OJK, terutama mengenai pinjaman online ilegal dan investasi bodong.
Kontak Informasi: Kepala OJK Provinsi Sumatera Barat – Roni Nazra
Telepon: (0751) 890089
0 Komentar