ACEH BARAT – LIPUTANONE |
-Semifinal turnamen sepak bola dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Pemuda Desa Baro Paya, Kecamatan Panton Reu, Kabupaten Aceh Barat, Rabu 30-juli-25, diwarnai insiden memalukan.
Laga antara Bale United dan Mugo Rayeuk yang berlangsung sengit dan penuh semangat harus ternoda oleh aksi koboy dari penjaga gawang kesebelasan Mugo Rayeuk.
Pertandingan yang disaksikan ratusan warga itu berakhir dengan kemenangan tipis 1-0 untuk Bale United.
Namun, pada menit-menit akhir, suasana memanas saat wasit meniup peluit dan memberikan keputusan kontroversial menganggap kiper Mugo Rayeuk, Hery MK (nomor punggung 01), melakukan pelanggaran handball di luar kotak penalti saat menghalau serangan terakhir lawan.
Merasa dirinya benar dan tak terima dengan keputusan tersebut, Hery MK langsung melayangkan protes keras dan berujung pada aksi pemukulan terhadap wasit.
Insiden ini sontak membuat situasi di lapangan ricuh, meskipun akhirnya berhasil diredam oleh panitia dan warga yang segera turun ke tengah lapangan untuk melerai.
Setelah kejadian tersebut, beredar kabar bahwa wasit sempat dikeroyok oleh beberapa orang. Namun, informasi ini dibantah oleh sejumlah saksi mata.
Menurut keterangan warga yang menyaksikan langsung, tidak terjadi pengeroyokan. Kerumunan yang terlihat hanyalah panitia dan beberapa warga yang mencoba menenangkan situasi, meski sebagian besar tidak mengenakan atribut resmi panitia.
Panitia penyelenggara turnamen HUT Pemuda Baro Paya hingga saat ini belum memberikan statemen pernyataan apapun terkait terjadinya insiden tersebut.Sementara, Camat Panton Reu, Chairuman, menyampaikan permohonan maaf secara resmi atas insiden yang mencoreng nama baik turnamen tingkat desa tersebut.
"Kami sangat menyesalkan terjadinya aksi kekerasan dalam pertandingan yang seharusnya menjunjung tinggi semangat kebersamaan dan sportivitas. Atas nama pemerintah kecamatan, saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada PSSI Kabupaten Aceh Barat dan seluruh masyarakat,” ujar Chairuman dalam keterangannya usai menjenguk korban.
Senada dengan itu, Keuchik Gampong Meugoe Rayeuk, Tgk Ali Akbar, juga tak ketinggalan, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka khususnya kepada Keluarga Riky,(Wasit) atas kejadian yang melibatkan warganya."Kami atas nama aparatur dan masyarakat Gampong Meugoe Rayeuk menyampaikan permohonan maaf kepada wasit serta panitia, dan seluruh pihak terkait, terutama kepada PSSI Aceh Barat. Kami tidak membenarkan tindakan kekerasan dalam bentuk apa pun, dan berharap insiden ini menjadi pelajaran berharga untuk semua,” ungkap Tgk Ali Akbar, Kechik Mugo Rayeuk itu lirih.
Ia juga menegaskan bahwa pihak desa Mugo, akan mendukung proses penyelesaian secara kekeluargaan dan menjunjung tinggi nilai sportivitas di masa mendatang.
Diketahui, Wasit yang menjadi korban, mengalami luka di bagian wajah dan sempat mendapatkan perawatan intensif dari tim medis di Rumah Sakit Umum Meulaboh. Saat ini, ia menjalani rawat jalan di kediamannya di kawasan Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan.
Sebagai bentuk solidaritas, Camat Panton Reu, Chairuman ikut mendampingi langsung, Keuchik Gampong Baro Paya, Agus Sari Malem, serta Keuchik Meugoe Rayeuk, dan sekdes Mugo, menjenguk Wasit sekaligus menyampaikan permohonan maaf kepada korban dan pihak keluarganya secara langsung pada Kamis, 31/7/25.di Meulaboh.
Berdasarkan pantauan media ini, hadir pula Ketua KONI Kecamatan Panton Reu, Abubakar, yang juga memberikan dukungan moral dan mendoakan kesembuhan korban.
Pihak keluarga menerima kunjungan tersebut dengan terbuka dan berharap kejadian serupa tidak terulang kembali, terutama dalam ajang-ajang olahraga yang bertujuan membangun kebersamaan dan sportivitas.
Insiden ini menuai keprihatinan dari berbagai pihak. Masyarakat berharap kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi serius, baik bagi panitia penyelenggara, Club peserta, maupun para pemain, agar lebih menjunjung tinggi etika dalam olahraga serta memberikan perlindungan terhadap perangkat pertandingan.
Turnamen yang sejatinya digelar untuk mempererat silaturahmi antarwarga dan membangkitkan semangat pemuda, justru ternodai oleh tindakan yang menciderai semangat sportivitas.
(Dedy Surya)
0 Komentar