LIPUTAN ONE

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE "LIPUTAN ONE"

Panas! Pemuda Meureubo Ancam Pasang Badan Jika Bupati Aceh Barat Dipolisikan Perusahaan


MEULABOH
LIPUTANONE | Ketegangan antara salah satu perusahaan tambang besar di Aceh Barat dengan Pemerintah Kabupaten kembali menyita perhatian publik.

Pernyataan terbaru datang dari pemuda Kecamatan  Meureubo, disampaikan perwakilan Pemuda, Arlis Norman atau yang akrab disapa (Nak Bram) yang menyatakan kekecewaan sekaligus tekad kuat membela Bupati Aceh Barat. minggu,29/6/25.

Nak Bram menyesalkan adanya dugaan rencana salah satu perusahaan ternama di Aceh Barat yang hendak membawa persoalan dengan Bupati ke ranah hukum. 

Ia menganggap langkah tersebut sebagai bentuk sikap tidak tahu diri dan tidak menghormati pemimpin daerah tempat perusahaan tersebut mencari keuntungan.

"Kita cari rezeki di tanah orang, sudah korek habis tanah di daerahnya, masak mau penjarakan pula pemimpinnya? Di mana hati nurani kalian? Jangan seperti Belanda zaman dulu, datang ke Aceh hanya untuk pula Labu, (tanam labu)," tegas Bram, mengutip kiasan sejarah penjajahan Belanda yang mengeruk hasil bumi Aceh tanpa memedulikan rakyatnya.

Menurutnya, perusahaan yang beroperasi di Aceh Barat seharusnya memiliki etika dalam bermitra dengan daerah dan menghormati struktur pemerintahan setempat, bukan justru menciptakan konflik yang bisa memicu gejolak sosial.

Lebih jauh, pemuda kelahiran Gampong Pasi Aceh itu menyatakan kesiapan dirinya dan rekan-rekannya untuk turun tangan membela marwah pemimpin daerah.

"Jika memang ada perusahaan yang berniat memenjarakan Bupati kami, saya, sebagai pemuda Meureubo – tempat kalian mencari makan – siap mempertaruhkan nyawa untuk membela kehormatan pemimpin kami. Jangan coba-coba ganggu kami!" tandasnya penuh emosi.

Nak Bram juga mengajak seluruh pihak agar menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin dan pendekatan kekeluargaan, bukan dengan langkah-langkah hukum yang justru dapat memperkeruh suasana.

"Kalau mau tetap mencari nafkah di tanah kami, maka bersikaplah baik terhadap masyarakat, terlebih kepada pemimpin kami. Jangan sedikit-sedikit mengancam dengan laporan atau penjara," pungkasnya.

Pernyataan pemuda Meureubo ini menjadi sinyal keras terhadap pihak-pihak yang dinilai telah melampaui batas etika dalam bermitra dengan pemerintah daerah.

Sementara itu, mantan Kepala Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Abdul Manan yang akrab disapa (Alex) juga turut bersuara. 

Ia menyatakan bahwa dirinya siap menggalang kekuatan di lingkungannya, khususnya di kawasan LK Manggis, untuk menunjukkan dukungan kepada Bupati Aceh Barat.

"Kami di Johan Pahlawan, khususnya di LK Manggis, siap bersatu membela Bupati Aceh Barat. Jangan biarkan pihak luar seenaknya mengganggu stabilitas kepemimpinan daerah ini. Kalau perusahaan itu masih ingin berusaha di sini, mereka harus tahu diri dan menghormati pemimpin rakyat," ungkap Alex.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa solidaritas masyarakat terhadap pemimpin daerah mereka tidak bisa dianggap enteng. Dukungan yang mengalir dari kalangan pemuda hingga tokoh masyarakat mencerminkan keteguhan hati warga Aceh Barat dalam menjaga kehormatan pemimpin yang mereka percayai.

Situasi ini menjadi sinyal kuat bahwa konflik antara perusahaan dan pemerintah daerah bukan hanya persoalan administratif, tetapi juga menyangkut harga diri masyarakat Aceh Barat yang merasa tanah kelahiran mereka tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.

Polemik yang sedang berkembang ini kini menjadi perhatian serius banyak kalangan, seiring munculnya gelombang solidaritas dari masyarakat untuk membela pemimpin daerah mereka.




 Dedy s.

Posting Komentar

0 Komentar