LIPUTAN ONE

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE "LIPUTAN ONE"

43 Kepala Desa APDESI Kecamatan Woyla Kecam Tindakan Perusahaan Tambang Batubara di Aceh Barat


ACEH BARAT
LIPUTANONE |Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Woyla menyatakan kecaman keras terhadap tindakan salah satu perusahaan tambang batubara yang belakangan ini memicu polemik di Aceh Barat. 

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ketua APDESI Kecamatan Woyla, Saidul Amri, dalam pernyataan resminya kepada LIPUTANONE, sabtu 28/6/25 di Meulaboh.

Menurut Saidul, tindakan perusahaan tersebut, yang diduga berupaya mempolisikan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, merupakan langkah yang tidak mencerminkan etika investasi yang sehat dan merusak hubungan harmonis antara pelaku usaha dan pemerintah daerah.

 “Kami sangat menyayangkan langkah perusahaan tambang itu. Alih-alih membangun komunikasi yang baik, mereka justru memilih jalur yang memperkeruh suasana,” tegas Saidul Amri.

Ia juga menyatakan bahwa sikap perusahaan tersebut mencederai prinsip kearifan lokal dan semangat kebersamaan yang selama ini dijaga di wilayah Aceh Barat dan Sekitarnya.

Sebelumnya, publik Aceh Barat digemparkan oleh kabar bahwa salah satu perusahaan tambang batubara ternama di wilayah tersebut diduga melaporkan Bupati Aceh Barat ke pihak kepolisian, terkait perbedaan pandangan dalam kebijakan tata kelola pertambangan.


Hal ini menuai reaksi keras dari berbagai elemen masyarakat, termasuk pemuda, ormas, dan kini organisasi Persatuan kepala desa se Woyla Raya

Sebagai wadah kepala desa di Kecamatan Woyla, APDESI merasa terpanggil untuk menjaga kehormatan pemerintah daerah dan melindungi masyarakat dari potensi konflik horizontal yang bisa ditimbulkan akibat ketegangan antara korporasi dan pemerintah.

“Kami mendukung penuh langkah-langkah Bupati dalam menegakkan aturan daerah dan melindungi hak-hak masyarakat. Jangan sampai perusahaan besar merasa bisa bertindak semaunya di tanah Teuku Umar ini,” tambah Saidul.

APDESI Kecamatan Woyla berencana menggelar pertemuan bersama seluruh aparatur desa dan tokoh masyarakat untuk menyatukan sikap dan memperkuat dukungan terhadap kebijakan pemerintah daerah dalam mengatur investasi tambang yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyentuh persoalan besar,  relasi antara investasi, kedaulatan daerah, dan perlindungan terhadap masyarakat. 

APDESI Kecamatan Woyla menjadi salah satu dari sekian banyak suara yang menyerukan agar perusahaan tambang menghentikan manuver-manuver yang dapat merusak stabilitas dan keharmonisan daerah.



(Dedy Surya)




Posting Komentar

0 Komentar