ACEH BARAT – LIPUTANONE | Sudah lebih dari sepuluh tahun, warga Desa Tutut, Kabupaten Aceh Barat, hidup dalam ketidakpastian pasokan listrik.
Listrik di desa tersebut disebut lebih sering padam daripada menyala, dan ketika menyala pun hanya berlangsung sebentar sebelum kembali mati.
Kondisi ini tak hanya menyulitkan aktivitas warga, tetapi juga menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronik rumah tangga.
Kecik Desa Tutut, Nafli, membenarkan keluhan tersebut. Ia menyebut bahwa pemadaman listrik sering terjadi secara mendadak dan berlangsung lama.
"Kadang lampu mati dari pagi hingga malam, setelah itu hidup hanya beberapa menit saja lalu mati lagi," ujar Nafli, Kamis (17/7/2025).
Ia mengungkapkan bahwa aliran listrik yang tidak menentu ini telah menyebabkan banyak perabotan elektronik milik warga rusak, bahkan ada yang hangus terbakar.
"Ini sangat merugikan masyarakat. Bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga soal kerugian ekonomi," tambah Nafli.
Keluhan serupa juga disuarakan oleh Tokoh Masyarakat Desa Tutut, Tgk. Ali Hasyimi. Ia menilai pelayanan PLN terhadap masyarakat di pedesaan sangat tidak adil.
"Buktinya, sudah 10 tahun kami tidak pernah merasakan kehidupan malam yang terang benderang seperti halnya di desa-desa lain. Ini jelas bentuk ketidakadilan," tegas Tgk. Ali Hasyimi.
Ia menambahkan, kesenjangan pelayanan antara wilayah kota dan desa harus segera diakhiri.
"Jangan karena kami tinggal di pelosok, lalu dianggap bisa ditunda-tunda haknya. Ini bukan soal mewah atau tidak, tapi soal keadilan dalam pelayanan publik. Listrik itu hak dasar, bukan barang mewah,” ujarnya.
Ia juga mendesak Pemerintahan Kabupaten Aceh Barat di bawah kepemimpinan Tarmizi–Said agar segera turun tangan dan mengevaluasi kinerja ULP PLN Meulaboh 3 yang dinilai gagal menjalankan tugas pelayanan.
"Anak-anak susah belajar, pengajian malam jadi terganggu, usaha warga seperti tambal ban, tukang jahit, pedagang es—semua kena dampaknya. Jangan tunggu sampai rakyat marah baru bergerak," pungkas Tgk. Ali Asyimi.
Keluhan serupa juga datang dari kalangan mahasiswa yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Tutut. Mereka mengaku kesulitan menjalankan aktivitas perkuliahan karena listrik tidak stabil.
"Aktivitas kuliah kami sangat terganggu lantaran pasokan listrik tidak stabil, lebih banyak padamnya ketimbang menyala," ungkap Icha, salah satu mahasiswa KKN.Ia dan rekan-rekannya berharap pemerintah dan pihak terkait segera mencari solusi karena ketidakstabilan listrik juga menghambat program kerja mahasiswa di desa.
Sementara itu, hingga berita ini diterbitkan, pihak PLN ULP Meulaboh belum memberikan keterangan resmi terkait persoalan tersebut.
Warga dan mahasiswa berharap agar keluhan ini tidak lagi diabaikan dan segera ditindaklanjuti demi kenyamanan dan kelangsungan aktivitas di Desa Tutut.
(Dedy Surya)
0 Komentar