LIPUTAN ONE

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE "LIPUTAN ONE"

Pawang Mahmud Sindir Pedas Oknum Legislatif Aceh Barat, “Nelayan Butuh Solusi, Bukan Opini

MEULABOH – LIPUTANONE|

- Ombak besar dan muara yang dangkal sudah menjadi tantangan abadi bagi  nelayan yang melintasi jalur keluar masuk gerbang Kuala Krueng Cangkoy, Aceh Barat. 

Namun di tengah perjuangan keras itu, Mahmud, seorang  pawang Boat tarek yang selama ini kerap menjadi penyelamat kapal karam, justru melontarkan kritik pedas kepada salah seorang oknum anggota DPRK Aceh Barat yang sudah beberapa periode duduk di parlemen.

Bagi Mahmud, sang politisi terlalu sibuk berpantun jenaka di media, sementara nelayan di lapangan tetap berjibaku melawan ombak tanpa solusi yang nyata.

"Sudah berapa periode duduk di kursi dewan? Apa hasilnya untuk nelayan Aceh Barat? Kami di sini tetap berhadapan dengan muara yang dangkal, kapal sering kandas, dan tidak ada perubahan berarti. Kalau hanya bicara di media, nelayan tidak akan selamat dari ombak,” tegas Mahmud, Sabtu 9/8/225

Tahun Berganti, Masalah Tak Pernah Usai

Investigasi singkat LIPUTANONE, menunjukkan, selama lebih dari satu dekade terakhir, kondisi muara Krueng Cangkoy tidak mengalami perbaikan berarti. 

Pendangkalan terus terjadi, bahkan saat musim barat, banyak kapal nelayan terjebak berjam-jam sebelum bisa keluar melaut.

Mahmud mengaku sudah puluhan kali menarik kapal nelayan yang karam atau kandas menggunakan bot pribadinya, tanpa bayaran sepeser pun. 

Sementara itu, program pengerukan yang diinisiasi oleh sejumlah tokoh nelayan dengan menggunakan dana Patungan, baru- baru ini, Kata Mahmud, justru mendapat sorotan dan  kritik tajam serta dituding  pengerukan Muara tersebut, sarat akan korupsi.

"Bagi pihak-pihak yang tidak mengerti ataupun paham namun  Sok tahu tentang proyek atau persoalan terkait pengerukan Muara tersebut, kami ingatkan jangan beropini sendiri tanpa melakukan klarifikasi ke sumber resmi," Cetus Pawang Mahmud.

Ia juga menyoroti, sikap dan pernyataan dari seorang oknum lembaga legislatif yang dinilainya hanya pandai merangkai kata dan janji- janji manis politik masa kampanye namun tak satupun program dari mereka yang menyentuh langsung kebutuhan maupun keluhan nelayan Aceh barat, meskipun sudah beberapa periode menduduki kursi di lembaga Dewan terhormat.

"Saya ini bukan siapa-siapa, tapi bisa bergerak. Mengapa yang punya wewenang malah sibuk bicara? Kalau memang peduli, turunlah ke muara, rasakan sendiri ombaknya,” tantangnya.

Nelayan Butuh Aksi, Bukan Pantun Politik

Bagi Mahmud, retorika politik tidak akan menyelamatkan nyawa nelayan. 

Ia menegaskan, yang dibutuhkan adalah langkah konkret., yaitu pengerukan muara, pembangunan dermaga yang layak, dan penyediaan fasilitas keselamatan laut.

“Nelayan tidak butuh opini dari seorang oknum legislatif yang seolah- olah terkesan menunjukkan keterpihakannya terhadap nasib mereka, tetapi Nelayan butuh jalan keluar,” pungkasnya.

Pernyataan Mahmud ini seakan menjadi tamparan keras bagi pihak oknum legislatif.,dan pihak tertentu/terkait lainnya,  Bahwa nelayan tidak butuh perhatian melalui kata- kata atau argumen di MEDIA dan Nelayan tidak butuh janji Manis yang diulang setiap musim pemilu, tapi mereka butuh tindakan yang nyata yang dapat dirasakan secara langsung.

Ia berharap  bagi para pengambil kebijakan di Aceh Barat., khususnya bagi pihak-pihak yang ingin mencari panggung.,  hentikan" bermanuver di media, dan mulai kerja nyata untuk mereka yang setiap hari mempertaruhkan nyawa di laut demi sesuap nasi.



(Dedy Surya)

Posting Komentar

0 Komentar