MEULABOH - LIPUTANONE | Sikap rendah hati dan merakyat kembali ditunjukkan oleh Wakil Bupati Aceh Barat, Said Fadheil, saat menghadiri acara ceramah agama yang digelar di rumah salah satu warga yang melaksanakan hajatan khitanan di Desa Seunebok, Johan Pahlawan, Aceh barat Minggu malam 19/5/25
Dalam acara yang dihadiri ratusan warga tersebut, Fadheil hadir tampak mengenakan kemeja garis putih kotak- kotak biru, tampil sederhana tanpa pengawalan khusus, tampak menyapa dan menyalami satu per satu tamu yang hadir, tanpa membedakan status maupun usia.
Menariknya, saat tuan rumah mempersilakan Fadil untuk duduk di barisan depan bersama para tamu kehormatan, ia dengan santun menolak dan memilih duduk di bagian belakang, bergabung bersama para pemuda dan warga lainnya.
Ia berbaur santai bersama masyarakat setempat, menyapa warga dengan ramah dan penuh senyum.
Sikap itu mengundang rasa hormat dari hadirin yang menyaksikan langsung momen tersebut.
“Beliau seperti tidak merasa dirinya seorang pejabat. Duduk sama kami, ngobrol santai, dan tidak membuat jarak,” ujar Hery, salah seorang warga yang hadir dalam acara itu.
Sikap sederhana dan penuh kehangatan itu seolah menghadirkan kembali semangat kedekatan dan kebersamaan yang pernah terbangun pada masa kampanye lalu.
“Melihat suasana kebersamaan malam ini rasanya seperti masa waktu kampanye dulu, Pak Fadheil hadir tanpa jarak, menyapa warga satu per satu, dan duduk bersama kami,” tambah Hery.
Sikap ini menuai pujian dari berbagai kalangan, termasuk dari mantan Bupati Aceh Barat, H. Teuku Alaidinsyah (H. Tito), yang juga hadir dalam acara tersebut.
“Ini adalah contoh pemimpin sejati. Meski beliau menjabat sebagai Wakil Bupati, tetapi tidak ingin diperlakukan istimewa, ini bukti nyata bahwa Ananda Fadheil benar-benar merakyat,” ujar H. Tito.
Ia menambahkan bahwa perilaku seperti ini sangat langka di era sekarang dan menjadi teladan bagi para pejabat lain, khususnya di Aceh Barat.
Kehadiran mantan Bupati Aceh Barat, H. Teuku Alaidinsyah (H. Tito), juga menambah kesan tersendiri dalam acara tersebut. H. Tito secara terbuka memuji sikap rendah hati Fadheil yang tidak berubah meski kini menjabat sebagai Wakil Bupati.
Said Fadil memang dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan dekat dengan rakyat. Dalam berbagai kesempatan, ia lebih sering tampil tanpa protokoler ketat, dan lebih memilih mendengarkan langsung keluhan serta aspirasi masyarakat di lapangan.
Banyak pemimpin yang berubah setelah berkuasa, tapi Said Fadheil tetap sama seperti dulu. Ini adalah teladan bagi semua pejabat.
Kehadiran Wakil Bupati Aceh Barat dalam acara seremonial hajatan ini tidak hanya mempererat silaturahmi, tetapi juga menjadi teladan dalam kesederhanaan dan kepemimpinan yang merakyat.
Acara Seremonial hajatan yang turut dihadiri oleh Wakil Bupati dan mantan bupati Aceh Barat ini menghadirkan penceramah kondang yang sempat viral di media sosial dengan kata-kata khasnya: “Galigamen” atau “Gregetan”, Tgk Ismail.
Dalam ceramahnya, Tgk Ismail menyampaikan pesan mendalam kepada para orang tua mengenai pentingnya peran mereka dalam mendidik anak-anak di tengah tantangan era digital saat ini. Ia mengingatkan bahwa kemajuan teknologi tidak boleh menjadi alasan untuk melepas tanggung jawab orang tua dalam membimbing anak.
“Banyak orang tua sekarang salah kaprah dalam menunjukkan rasa cinta. Semua keinginan anak dituruti, semua yang diminta diberikan, padahal itu bukan bentuk kasih sayang yang benar,” ujar Tgk Ismail.
Dikatakan, memenuhi semua keinginan anak tanpa pertimbangan nilai dan batasan justru dapat menjerumuskan anak ke dalam pola pikir yang keliru.
“Kalau semua dituruti, anak akan tumbuh jadi pribadi yang tidak tahan banting. Di saat hidup tidak berjalan sesuai keinginan mereka, mereka tidak siap. Kita harus ajarkan mereka batas, tanggung jawab, dan nilai agama sejak dini,” tegasnya dengan gaya khas yang membuat para hadirin tersenyum dan manggut-manggut.
Ceramah Tgk Ismail yang kerap dibumbui dengan humor segar dan istilah "Galigamen" ini sukses mencairkan suasana, namun tetap mengandung pesan serius yang menyentuh hati para orang tua yang hadir malam itu.
Acara ditutup dengan doa bersama dan suasana keakraban yang terasa kental di tengah -tengah warga Seunebok.
(Dedy Surya)
0 Komentar