LIPUTAN ONE

test banner SELAMAT DATANG DI WEBSITE "LIPUTAN ONE"

Tendangan Emas Blezer Saragih, Harapan Baru Taekwondo Aceh Barat

ACEH BARAT – LIPUTANONE |

-Di tengah gegap gempita dunia olahraga Aceh Barat, muncul sosok muda yang sinarnya mulai menyilaukan arena Taekwondo regional. 

Namanya Blezer A. Saragih, seorang pelajar kelas VIII di SMP Negeri 3 Meulaboh, yang kini menjadi simbol harapan dan kebanggaan baru bagi cabang olahraga bela diri Taekwondo di Aceh Barat.

Masih belia, namun tekad dan semangatnya telah melebihi usianya. Di balik tubuh kecil yang lincah dan penuh energi itu, tersembunyi semangat baja seorang juara. 

Dalam setiap pertandingan, Blezer tidak sekadar bertarung, ia mempersembahkan dedikasi, latihan keras, dan mimpi besar.

Langkah Kecil Menuju Panggung Besar

Prestasi demi prestasi berhasil diraih Blezer, membuktikan bahwa kerja keras tak pernah mengkhianati hasil. Berikut adalah catatan emas yang telah ia ukir:

Juara BTC Banda Aceh

Pemenang Piala Pangdam

Student Champion di Pidie

Juara Kejuaraan BNNP Sumatera Utara

Peraih Medali Emas Piala Setda Aceh

Yang terbaru, Blezer kembali menyita perhatian publik dengan meraih medali emas pada Kejuaraan Taekwondo Piala Sekda Aceh yang digelar di Banda Aceh belum lama ini. 

Sebuah pembuktian bahwa ia bukan sekadar unggul di satu kejuaraan, tetapi konsisten dan layak disebut sebagai calon atlet nasional masa depan.

Dibentuk oleh Klub dan Dididik oleh Disiplin Militer

Di balik pencapaian tersebut, ada dua pilar kuat yang menopang perjalanan Blezer: keluarga dan klub olahraga.

Blezer dibina oleh Muhammadiyah Taekwondo Club (MTC) Aceh Barat, sebuah klub yang telah melahirkan banyak atlet potensial di tingkat daerah maupun nasional. 

Di sinilah talenta Blezer diasah, dibentuk, dan diarahkan dengan latihan yang intensif dan sistematis.

Namun, tak hanya klub. Putra sulung Pasangan Bigges Saragih - Marnianti, dari tiga bersaudara ini di rumah, ia mendapat tempaan karakter dari sang ayah, Serda Bigges Saragih, seorang Babinsa TNI aktif di Kecamatan Woyla. Dalam keluarga, disiplin bukan sekadar kata- kata.

"Saya tidak main-main dalam mendidik mereka, namun tidak membatasi juga waktu bermain. Semuanya sudah terjadwal. belajar, olahraga, hingga waktu bermain,” ujar Serda Bigges, penuh ketegasan seorang ayah dan prajurit.

Ibunya, Marnianti Silaen, hadir sebagai penyejuk dan pemberi semangat tanpa henti. Kombinasi antara kasih sayang dan kedisiplinan itulah yang menjadikan Blezer bukan hanya tangguh di atas matras, tetapi juga rendah hati di luar arena.

Meski usianya baru menginjak remaja, Blezer sudah paham makna dari sebuah perjuangan. Baginya, setiap kejuaraan adalah ruang ujian, tempat ia menumpahkan keringat dan harapan.

"Setiap kejuaraan adalah ajang pembuktian kerja keras. Saya ingin terus berprestasi, bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk mengharumkan nama Aceh Barat,” ungkapnya dengan mata berbinar.

Panggilan Kepada Pemerintah: Saatnya Bertindak

Prestasi Blezer adalah refleksi dari sistem pembinaan yang berjalan dengan baik. Namun itu belum cukup. Klub-klub seperti MTC Aceh Barat masih berjuang dalam keterbatasan sarana, pelatih, dan dana.

Sudah saatnya Pemerintah Kabupaten Aceh Barat hadir lebih konkret. Bukan sekadar ucapan selamat dan piagam, tetapi komitmen nyata dalam bentuk dukungan anggaran, fasilitas, dan pembinaan berkelanjutan.

"Banyak potensi atlet berbakat di Aceh Barat. Tinggal bagaimana pemerintah mau hadir untuk membina dan memfasilitasi,” ujar pelatih Blezer, dengan nada harap yang tulus.

Tanpa sokongan serius dari pemangku kebijakan, mustahil mempertahankan semangat dan daya saing atlet muda yang telah terbukti mampu bersaing di luar daerah.

Langkah Blezer A. Saragih di dunia Taekwondo masih sangat panjang. Ia belum berhenti. Ia belum puas. Mimpinya lebih tinggi mewakili Aceh di tingkat nasional, bahkan melangkah ke kancah internasional sebagai duta olahraga dari barat Tanah Rencong.

Dan Aceh Barat, harusnya tak sekadar menjadi penonton. Daerah ini patut berbangga, sekaligus bertanggung jawab dalam menjaga nyala semangat generasi muda seperti Blezer.

Karena di balik setiap medali, ada peluh, doa, dan kerja keras yang tak boleh dibiarkan sia-sia.

Blezer A. Saragih bukan sekadar atlet. Ia adalah simbol harapan. Anak Babinsa yang menendang keras pintu masa depan. 

Aceh Barat, bersiaplah. Ini baru permulaan.




(Dedy Surya)

Posting Komentar

0 Komentar