Kafilah Aceh Barat Gagal Raih 5 besar Posisi 10 Besar Raib di MTQ ke-37 Pijay.


PIDIE JAYA - LIPUTANONE
| Ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-37 Tingkat Provinsi Aceh resmi berakhir di Kabupaten Pidie Jaya pada 7 November 2025. 

Berdasarkan hasil keputusan Dewan Hakim MTQ Provinsi Aceh Nomor 02/MTQ/PROV.ACEH/2025, Kabupaten Aceh Besar dinobatkan sebagai Juara Umum dengan total nilai 379, disusul oleh Kota Banda Aceh dengan nilai 344 dan Kabupaten Pidie Jaya di posisi ketiga dengan 262 poin.

Namun, hasil yang diraih Kafilah Aceh Barat tahun ini cukup mengecewakan. Setelah sebelumnya sempat masuk 10 besar pada MTQ ke-36 di Kabupaten Simeulue, kini Aceh Barat harus tersingkir dari daftar 10 besar perolehan juara umum MTQ Aceh 2025.

Meski demikian, sejumlah peserta Aceh Barat tetap menorehkan prestasi di berbagai cabang lomba. Berdasarkan Pantauan Media ini, serta data panitia dan laporan kafilah, berikut daftar peserta yang berhasil membawa pulang penghargaan:

1. Ikwah – Juara III Tilawah Remaja Putra

2. Ahmad Luthfi – Juara III Hafizh dan Tilawah 1 Juz Putra

3. Irham Munar – Juara III Qira’ah Sab’ah Murattal Remaja Putra

4. Tgk. Zulkarnain – Harapan I Tilawah Canet Putra

5. Rajiburahman – Harapan II Hafizh 10 Juz Putra

6. Al Gaza Redza – Harapan II Hafizh 30 Juz Putra

7. Putra Khabulin – Harapan I Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) Putra

Capaian tersebut menunjukkan bahwa potensi peserta Aceh Barat masih cukup baik, namun pembinaan dan pelatihan tampak perlu diperkuat agar dapat bersaing dengan daerah lain yang lebih unggul secara sistematis.

Beberapa pengamat dan tokoh agama di Aceh Barat menilai, kegagalan mempertahankan posisi 10 besar ini menjadi sinyal perlunya evaluasi serius dari Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, khususnya dalam hal pembinaan qari-qariah muda, pelatih, serta dukungan fasilitas latihan yang memadai.

" Ini harus menjadi bahan introspeksi. Pembinaan MTQ tidak boleh hanya dilakukan menjelang perlombaan. Harus ada program berkelanjutan agar regenerasi Qhari dan Qhariah terus hidup di tengah masyarakat,” ujar salah seorang tokoh agama di Meulaboh, Sabtu (8/11).

Selain evaluasi, pemerintah daerah juga didesak untuk memberikan perhatian khusus terhadap pembinaan Qur’ani melalui dukungan anggaran, pelatihan intensif, serta pembentukan rumah tahfidz dan pelatihan tilawah di setiap kecamatan.

Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Barat, Muhammad Isa, saat dikonfirmasi LIPUTANONE, mengakui bahwa pihaknya telah melakukan pembinaan terhadap para Qhari dan Qhariah, namun diakuinya upaya tersebut belum maksimal karena sejumlah kendala teknis di lapangan.

"Pembinaan memang sudah kita lakukan jauh hari sebelum MTQ. Namun, kami akui belum maksimal karena terbentur dengan jadwal belajar anak-anak di sekolah. Banyak peserta yang masih duduk di bangku pendidikan formal, sehingga waktu latihan harus menyesuaikan,” ujar Muhammad Isa,

Meski gagal ia tetap mengapresiasi seluruh upaya para peserta yang telah berjuang membawa nama daerah, serta menegaskan bahwa hasil ini akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan ke depan.

" Kami bangga atas perjuangan anak-anak kita yang telah  berupaya tampil maksimal. Ke depan, kita akan memperkuat pembinaan dan seleksi akar rumput, agar pada MTQ selanjutnya, Aceh Barat bisa kembali menembus posisi yang membanggakan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Muhammad Isa menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pembinaan yang selama ini diterapkan. 

Menurutnya, diperlukan pola pelatihan yang lebih terstruktur, berkelanjutan, dan disesuaikan dengan kondisi peserta agar hasilnya lebih optimal pada MTQ berikutnya.

" Kami akan memperbaiki sistem pembinaan, termasuk waktu latihan yang lebih fleksibel, memperbanyak sesi pembimbingan, serta meningkatkan peran para pelatih dan pembina cabang. Kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar ada dukungan yang lebih kuat, baik dari segi anggaran maupun fasilitas,” tambahnya.

Kegagalan Aceh Barat meraih target 5 besar bahkan mempertahankan posisi 10 besar menjadi cambuk penting bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat pembinaan generasi Qur’ani di daerah. 

Dukungan dari masyarakat, dayah, serta lembaga keagamaan diharapkan bisa menjadi bagian dari upaya kolektif membangun tradisi Qur’ani yang lebih kokoh.

Sebagai informasi, MTQ ke-37 Provinsi Aceh berlangsung sejak 1 hingga 7 November 2025 di Pidie Jaya, dengan diikuti oleh 23 kabupaten/kota se-Aceh. Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) dijadwalkan menjadi tuan rumah MTQ ke-38 pada tahun 2027 mendatang.

Kegagalan Aceh Barat tahun ini diharapkan menjadi titik balik untuk melakukan pembenahan total dalam pembinaan generasi Qur’ani, agar pada MTQ selanjutnya, kafilah Aceh Barat bisa kembali bangkit dan mengharumkan nama daerah di tingkat provinsi.



(Dedy Surya)




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pelayanan Puskesmas woyla Induk buruk Abaikan Keselamatan Pasien

Mutasi dan Rotasi Pejabat di Aceh Barat: Ratusan ASN Pindah Jabatan (Berikut Data Lengkap)

Kasus Dugaan Cashbon Mantan PJ Sekda Kembali Mencuat