MEULABOH – LIPUTANONE | Perwakilan BKKBN Provinsi Aceh bersama TP-PKK Kabupaten Aceh Barat menggelar kegiatan Orientasi Pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi pelaksana pembinaan keluarga dengan anak usia dini.
Kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari berbagai unsur anggota dan Pengurus PKK kabuaten serta kecamatan dan masyarakat ini, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pendamping keluarga dalam mendukung tumbuh kembang anak, mencegah stunting, dan menyiapkan generasi emas Aceh Barat.
Kegiatan yang berlangsung di desa Leuhan, Kecamatan Johan pahlawan, Aceh barat ini, menghadirkan pemateri dari Pokja Bina Keluarga Balita bidang Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting BKKBN Aceh, Nihrasiyah, S.Psi, serta dihadiri oleh Staf Ahli TP-PKK Aceh Barat, Lisa Nazmi, SE, bersama Hafsari Ayu dari bidang kesehatan TP-PKK Aceh Barat.selasa, 17/6/25.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat, Dr. Husensah, S.Pd., M.Pd., yang turut serta menghadiri kegiatan tersebut menyampaikan, bahwa pendidikan usia dini sebagai bagian integral dari pembangunan sumber daya manusia.
"Dasar hukum pelaksanaan pendidikan anak usia dini telah diatur dalam UU No. 20 Tahun 2003. Pendidikan di usia dini sangat menentukan karakter dan masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Para pejabat kecamatan yang hadir dalam kegiatan ini antara lain:
Maimun, S.SPT., Camat Meureubo
Zulmadi, Camat Samatiga
Chairuman, SE., Camat Panton Reu
Surianto, Camat Bubon
Zakaria, SP., Sekcam mewakili Camat Sungai Mas
Marwardi, mewakili Kecamatan Woyla Timur
Sementara itu, Yulisman, Camat Johan Pahlawan, berhalangan hadir karena sedang menghadiri agenda persiapan penilaian Gampong di Desa Panggong.
Dalam materinya, Nihrasiyah menjelaskan bahwa masa golden age (0–6 tahun) adalah fase emas tumbuh kembang anak yang membutuhkan stimulasi optimal.
"Jika anak tidak mendapatkan stimulasi yang cukup pada masa ini, maka perkembangan otaknya akan terhambat secara permanen,” jelasnya.
Para camat menyampaikan kendala di lapangan terkait minimnya anggaran untuk pendampingan ibu hamil dan keluarga berisiko stunting. Namun mereka tetap menyatakan komitmennya dalam melakukan pengawasan dan dukungan aktif di wilayah masing-masing.
Lebih lanjut, Nihrasiyah kembali menyampaikan bahwa beberapa kecamatan telah dijadikan lokasi pilot project untuk program pendampingan keluarga secara berjenjang.
Harapannya, pola ini bisa direplikasi ke desa-desa lain sebagai model keberhasilan intervensi pencegahan stunting.
Sebagai penutup, para peserta menyuarakan pentingnya keterlibatan tokoh agama, MPU, dan lintas sektor dalam mewujudkan generasi emas yang sehat, cerdas, dan bebas stunting, sesuai dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto.
Langkah tegas Pemerintah Kabupaten Aceh Barat dalam menetapkan larangan merokok di lokasi-lokasi tertentu juga diapresiasi sebagai bagian dari upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan mendukung tumbuh kembang anak-anak Aceh Barat.
(Dedy Surya)
0 Komentar